Total Pageviews

Thursday, November 10, 2016

Pengertian dan Cara Subnetting IP


Apa Itu Subnetting IP?

Subnetting adalah suatu cara yang dilakukan untuk membagi blok setiap alamat IP address menjadi beberapa blok IP address. Dari sekian banyak blok IP address, kita dapat memperkecil rentang ip nya menjadi lebih sedikit. 

Tujuan Subnetting IP:

Berikut beberapa tujuan dari subnetting IP yang perlu kita ketahui :

1. Membagi satu kelas network dari sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.

2. Menempatkan suatu host,  Supaya host yang ada, dapat mengakses dan juga dapat masuk dalam suatu jaringan komputer.
3. Untuk mengatasi perbedaan hardware dengan topologi fisik jaringan.

4. Penggunaan IP yang lebih efisien...

Keuntungan Subnetting IP :

Oke, mari kita simak apa sajakah keuntungan dari subnetting IP ini ;

1. Menyederhanakan administrasi. Dengan mengatur router, jaringan dapat dipecah kedalam bagian-bagian kecil yang dapat dikelola dengan mudah.

2. Perubahan struktur jaringan internal tidak berdampak pada jaringan diluar.

3. Keamanan jaringan yang lebih baik.

4. Pembatasan lalu lintas jaringan. Dengan bantuan router dan subnetting, lalu lintas data dalam jaringan diminimumkan.

Pada subnetting, terdapat beberapa istilah yang sering digunakan dan sangat penting kita pahami. Maka dari itu Sebelum melanjutkan lebih jauh, ada baiknya jika kita mengenal dan memahami terlebih dahulu istilah yang sering digunakan dalam subnetting seperti di bawah ini ;

Broadcast address adalah alamat yang digunakan sebuah IP address untuk mengirim paket ke semua host yang ada pada sebuah jaringan komputer.

Subnet mask adalah bagian IP address yang dapat menggambarkan jumlah host dari sebuah jaringan. Contoh dari subnet mask : 255.255.255.0 (desimal) kemudian dikonversikan kedalam bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000. Pada contoh tersebut bisa kita ketahui terdapat 8 bit angka biner nol, yang berarti jumlah host pada jaringan tersebut adalah 2^8 (dua pangkat 8) = 254 host. Karena bilangan tersebut berbentuk biner, maka pemangkatan yang digunakan adalah 2.

Classless Inter-Domain Routing (CIDR) merupakan yang dipakai untuk mengalokasikan jumlah alamat yang ada pada blok tertentu. Misal 192.168.12.0/24, pada contoh tersebut yang merupkan CIDR adalah “/24” yang juga sering disebut dengan notasi. Pada kasus ini, bisa kita lihat jumlah host yang tersedia. Nilai CIDR /24 maka jika implementasikan ke bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000, dengan melihat bilangan tersebut maka sudah bisa kita ketahui jumlah host yang tersedia.

IP valid adalah alamat IP address yang dapat digunakan oleh host pada sebuah jaringan. Misal dalam rentang IP address 192.168.12.0/24, maka host jumlah host valid nya adalah 192.168.12.1 – 192.168.12.254. Sedangkan Ip address pertama 192.168.12.1 yang merupakan Network address, 192.168.12.255 merupakan broadcast address. Jadi IP yang digunakan untuk Host pada jaringan tersebut adalah dari 192.168.12.1 sampai kepada host terakhir 192.168.12.254.
Pada subnetting, kita harus tahu mengenai perpangkatan 2 yang digunakan untuk mengkonversikan bilangan biner ke dalam bentuk desimal.

Berikut Contohnya :
Catatan : Tanda (^) berarti pangkat
2^0 = 1
2^1 = 2 (2)
2^2 = 4 (2*2)
2^3 = 8 (2*2*2)
2^4 = 16 (2*2*2*2*)
2^5 = 32 (2*2*2*2*2)
2^6 = 64 (2*2*2*2*2*2)
2^7 = 128 (2*2*2*2*2*2*2)

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah network address 192.168.12.0/24 ?

Analisa: 192.168.12.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).

Penghitungan: Seperti yang sudah penulis sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:

Jumlah Subnet = 2x, yang mana x adalah banyaknya biner berangka 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner berangka 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62 host

Blok Subnet = 256 – 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya.

Subnet
192.168.1.0
192.168.1.64
192.168.1.128
192.168.1.192
Host Pertama
192.168.1.1
192.168.1.65
192.168.1.129
192.168.1.193
Host Terakhir
192.168.1.62
192.168.1.126
192.168.1.190
192.168.1.254
Broadcast
192.168.1.63
192.168.1.127
192.168.1.191
192.168.1.255

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.

Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya saja blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (counter) dari 0, 1, 2, 3, dst.

Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.128.0
/17
255.255.192.0
/18
255.255.224.0
/19
255.255.240.0
/20
255.255.248.0
/21
255.255.252.0
/22
255.255.254.0
/23
255.255.255.0
/24
Subnet Mask
Nilai CIDR
255.255.255.128
/25
255.255.255.192
/26
255.255.255.224
/27
255.255.255.240
/28
255.255.255.248
/29
255.255.255.252
/30

Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnet mask dengan CIDR /17 sampai /24.

Contoh network address172.16.12.0/18.

Analisa: 172.16.12.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya angka biner bernilai 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.

Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya angka biner 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 = 16.382 host.

Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.

Alamat host dan broadcast yang valid?


Subnet
172.16.0.0
172.16.64.0
172.16.128.0
172.16.192.0
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.64.1
172.16.128.1
172.16.192.1
Host Terakhir
172.16.63.254
172.16.127.254
172.16.191.254
172.16.255.254
Broadcast
172.16.63.255
172.16.127.255
172.16.191.255
172.16..255.255

Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30.
Contoh network address 172.16.0.0/25.

Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).

Penghitungan:

Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

Jumlah Host per Subnet = 27 – 2 = 126 host

Blok Subnet = 256 – 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
172.16.0.0
172.16.0.128
172.16.1.0
172.16.255.128
Host Pertama
172.16.0.1
172.16.0.129
172.16.1.1
172.16.255.129
Host Terakhir
172.16.0.126
172.16.0.254
172.16.1.126
172.16.255.254
Broadcast
172.16.0.127
172.16.0.255
172.16.1.127
172.16.255.255

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A

Kalau sudah paham, kita lanjut ke Class A. Konsep dan caranya sama saja dengan penghitungan sebelumnya. Perbedaannya adalah di oktet mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.

Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.

Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).

Penghitungan:
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 = 65534 host

Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.

Alamat host dan broadcast yang valid?

Subnet
10.0.0.0
10.1.0.0
10.254.0.0
10.255.0.0
Host Pertama
10.0.0.1
10.1.0.1
10.254.0.1
10.255.0.1
Host Terakhir
10.0.255.254
10.1.255.254
10.254.255.254
10.255.255.254
Broadcast
10.0.255.255
10.1.255.255
10.254.255.255
10.255.255.255 

Sekian yang dapat penulis sampaikan mengenai subnetting IP address pada jaringan komputer. semoga dapat dimengerti dan difahami oleh pembaca sehingga bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi kita semua :) terima kasih telah berkunjung ;)

No comments:

Post a Comment

Silahkan kepada siapa saja yang ingin memberikan komentar, bisa kritik, saran, dan apa saja yang bisa dijadikan untuk bahan perubahan untuk penulis kedepannya.