Apa Itu Subnetting IP?
Subnetting adalah suatu cara yang dilakukan
untuk membagi blok setiap alamat IP address menjadi beberapa blok IP address.
Dari sekian banyak blok IP address, kita dapat memperkecil rentang ip nya
menjadi lebih sedikit.
Tujuan
Subnetting IP:
Berikut beberapa tujuan
dari subnetting IP yang perlu kita ketahui :
1. Membagi satu kelas
network dari sejumlah subnetwork dengan arti membagi suatu kelas jaringan
menjadi bagian-bagian yang lebih kecil.
2. Menempatkan suatu
host, Supaya host yang ada, dapat
mengakses dan juga dapat masuk dalam suatu jaringan komputer.
3. Untuk mengatasi
perbedaan hardware dengan topologi fisik jaringan.
4. Penggunaan IP yang
lebih efisien...
Keuntungan
Subnetting IP :
Oke, mari kita simak
apa sajakah keuntungan dari subnetting IP ini ;
1. Menyederhanakan
administrasi. Dengan mengatur router, jaringan dapat dipecah kedalam
bagian-bagian kecil yang dapat dikelola dengan mudah.
2. Perubahan struktur
jaringan internal tidak berdampak pada jaringan diluar.
3. Keamanan jaringan yang
lebih baik.
4. Pembatasan lalu lintas
jaringan. Dengan bantuan router dan subnetting, lalu lintas data dalam jaringan
diminimumkan.
Pada subnetting,
terdapat beberapa istilah yang sering digunakan dan sangat penting kita pahami.
Maka dari itu Sebelum melanjutkan lebih jauh, ada baiknya jika kita mengenal
dan memahami terlebih dahulu istilah yang sering digunakan dalam subnetting
seperti di bawah ini ;
Broadcast address adalah alamat yang digunakan
sebuah IP address untuk mengirim paket ke semua host yang ada pada sebuah
jaringan komputer.
Subnet mask adalah bagian IP address
yang dapat menggambarkan jumlah host dari sebuah jaringan. Contoh dari subnet mask
: 255.255.255.0 (desimal) kemudian dikonversikan kedalam bilangan biner menjadi
11111111.11111111.11111111.00000000. Pada contoh tersebut bisa kita ketahui
terdapat 8 bit angka biner nol, yang berarti jumlah host pada jaringan tersebut
adalah 2^8 (dua pangkat 8) = 254 host. Karena bilangan tersebut berbentuk
biner, maka pemangkatan yang digunakan adalah 2.
Classless Inter-Domain
Routing (CIDR)
merupakan yang dipakai untuk mengalokasikan jumlah
alamat yang ada pada blok tertentu. Misal 192.168.12.0/24, pada contoh tersebut
yang merupkan CIDR adalah “/24” yang juga sering disebut dengan notasi. Pada
kasus ini, bisa kita lihat jumlah host yang tersedia. Nilai CIDR /24 maka jika
implementasikan ke bilangan biner menjadi 11111111.11111111.11111111.00000000,
dengan melihat bilangan tersebut maka sudah bisa kita ketahui jumlah host yang
tersedia.
IP valid adalah alamat IP address yang
dapat digunakan oleh host pada sebuah jaringan. Misal dalam rentang IP address
192.168.12.0/24, maka host jumlah host valid nya adalah 192.168.12.1 –
192.168.12.254. Sedangkan Ip address pertama 192.168.12.1 yang merupakan Network address, 192.168.12.255
merupakan broadcast address.
Jadi IP yang digunakan untuk Host pada jaringan tersebut adalah dari
192.168.12.1 sampai kepada host terakhir 192.168.12.254.
Pada subnetting, kita
harus tahu mengenai perpangkatan 2 yang digunakan untuk mengkonversikan
bilangan biner ke dalam bentuk desimal.
Berikut Contohnya :
Catatan : Tanda (^)
berarti pangkat
2^0 = 1
2^1 = 2 (2)
2^2 = 4 (2*2)
2^3 = 8 (2*2*2)
2^4 = 16 (2*2*2*2*)
2^5 = 32 (2*2*2*2*2)
2^6 = 64 (2*2*2*2*2*2)
2^7 = 128
(2*2*2*2*2*2*2)
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C
Subnetting seperti apa
yang terjadi dengan sebuah network address 192.168.12.0/24
?
Analisa: 192.168.12.0 berarti
kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000
(255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti yang sudah
penulis sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat
di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan
broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
Jumlah Subnet = 2x, yang mana x adalah banyaknya biner berangka 1 pada
oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet
terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
Jumlah Host per
Subnet = 2y – 2, dimana y adalah
adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya biner berangka 0 pada oktet terakhir
subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 – 2 = 62
host
Blok Subnet = 256 – 192
(nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 =
128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai
catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1
angka sebelum subnet berikutnya.
Subnet
|
192.168.1.0
|
192.168.1.64
|
192.168.1.128
|
192.168.1.192
|
Host Pertama
|
192.168.1.1
|
192.168.1.65
|
192.168.1.129
|
192.168.1.193
|
Host Terakhir
|
192.168.1.62
|
192.168.1.126
|
192.168.1.190
|
192.168.1.254
|
Broadcast
|
192.168.1.63
|
192.168.1.127
|
192.168.1.191
|
192.168.1.255
|
Kita sudah selesaikan
subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk
subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang
bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah.
Subnet Mask
|
Nilai CIDR
|
255.255.255.128
|
/25
|
255.255.255.192
|
/26
|
255.255.255.224
|
/27
|
255.255.255.240
|
/28
|
255.255.255.248
|
/29
|
255.255.255.252
|
/30
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B
Berikutnya kita akan melakukan subnetting untuk IP address class B.
Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah
seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan
karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan”
berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan
subnetting Class C, hanya saja blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet
ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR
/25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita
“mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (counter)
dari 0, 1, 2, 3, dst.
|
|
Ok, kita coba dua soal
untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan
subnet mask dengan CIDR /17 sampai /24.
Contoh network address172.16.12.0/18.
Analisa: 172.16.12.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18
berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya
angka biner bernilai 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet.
Jumlah Host per Subnet = 2y – 2, dimana
y adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya angka biner 0 pada 2 oktet terakhir.
Jadi jumlah host per subnet adalah 214 – 2 =
16.382 host.
Blok Subnet = 256 – 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan
128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.64.0
|
172.16.128.0
|
172.16.192.0
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.64.1
|
172.16.128.1
|
172.16.192.1
|
Host Terakhir
|
172.16.63.254
|
172.16.127.254
|
172.16.191.254
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.63.255
|
172.16.127.255
|
172.16.191.255
|
172.16..255.255
|
Berikutnya kita coba
satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25
sampai /30.
Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti
11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet
Jumlah Host per
Subnet = 27 – 2 = 126 host
Blok Subnet = 256 – 128 =
128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)
Alamat host dan
broadcast yang valid?
Subnet
|
172.16.0.0
|
172.16.0.128
|
172.16.1.0
|
…
|
172.16.255.128
|
Host Pertama
|
172.16.0.1
|
172.16.0.129
|
172.16.1.1
|
…
|
172.16.255.129
|
Host Terakhir
|
172.16.0.126
|
172.16.0.254
|
172.16.1.126
|
…
|
172.16.255.254
|
Broadcast
|
172.16.0.127
|
172.16.0.255
|
172.16.1.127
|
…
|
172.16.255.255
|
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah paham, kita lanjut ke Class
A. Konsep dan caranya sama saja dengan penghitungan sebelumnya. Perbedaannya
adalah di oktet mana kita mainkan blok subnet. Kalau
Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir),
kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang
bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8
sampai /30.
Kita coba latihan
untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti
kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000
(255.255.0.0).
Penghitungan:
Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet
Jumlah Host per Subnet = 216 – 2 =
65534 host
Blok Subnet = 256 – 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.
Alamat host dan broadcast yang valid?
Subnet
|
10.0.0.0
|
10.1.0.0
|
…
|
10.254.0.0
|
10.255.0.0
|
Host Pertama
|
10.0.0.1
|
10.1.0.1
|
…
|
10.254.0.1
|
10.255.0.1
|
Host Terakhir
|
10.0.255.254
|
10.1.255.254
|
…
|
10.254.255.254
|
10.255.255.254
|
Broadcast
|
10.0.255.255
|
10.1.255.255
|
…
|
10.254.255.255
|
10.255.255.255
|
Sekian yang dapat penulis sampaikan mengenai subnetting IP address pada jaringan komputer. semoga dapat dimengerti dan difahami oleh pembaca sehingga bisa menjadi ilmu pengetahuan bagi kita semua :) terima kasih telah berkunjung ;)
No comments:
Post a Comment
Silahkan kepada siapa saja yang ingin memberikan komentar, bisa kritik, saran, dan apa saja yang bisa dijadikan untuk bahan perubahan untuk penulis kedepannya.